Sunday, March 1, 2015

Bahasa Keakraban Yang Natural

Oleh : Pdt.Dr.Erastus Sabdono
Diambil dari surat Gembala warta Rehobot


Memuji dan menyembah Allah haruslah menjadi irama otomatis yang mengalir keluar dari hati, bukan sesuatu yang dipaksakan. Seseorang yang memiliki kehidupan sikap hati memberi nilai tinggi Tuhan atau menghormatinya dengan pantas secara otomatis atau dengan sendirinya memiliki “spirit menyembah” secara terus menerus tiada henti. Ia tidak perlu berusaha untuk menyembah sebab dengan sendirinya irama menyembah itu sudah permanen ada, tinggal mengekspresikan kapan saja dan di mana saja. Untuk mengekspresikannya tidak tergantung suasana, tempat, liturgi, musik dan lain sebagainya. Sikap menyembah bisa diekspresikan tanpa bisa dihambat oleh apapun juga.
Kalau ia seorang pembicara atau pengkhotbah, worship leader dan singer, dengan ringan tanpa beban bisa menyembah Tuhan di depan jemaat dengan tulus. Ia tidak perlu mencari-cari wajah Tuhan atau melakukan pemanasan untuk menemukan hadirat Tuhan. Kenyataan yang kita lihat, tidak banyak orang yang memiliki spirit penyembahan seperti ini. Oleh sebab itu pelayananan puji-pujian dan penyembahan harus dilakukan oleh mereka yang terus menerus belajar menyembah Allah setiap hari sehingga memiliki spirit menyembah dengan benar atau berkualitas tinggi. Dan seorang pembicara harus memiliki spirit menyembah, walaupun tidak bisa menyanyi dengan baik, tetapi spirit penyembahan akan menolongnya mampu mengajak orang untuk menyembah Allah.
Memang untuk melayani mimbar seseorang tidak harus menunggu sempurna baru mengambil bagian dalam pelayanan ini, tetapi asal sungguh-sungguh belajar untuk menyembah Allah dengan benar, maka ia mulai akan dapat memancarkan “spirit” pujian dan penyembahan yang benar. Dalam pergaulan dengan Tuhan seseorang akan menemukan bahasa keakraban yang natural, spontan dan tulus. Sebuah percakapan yang tidak ada unsur protokuler. Sebuah percakapan dari hati ke hati. Percakapan yang menyentuh hadirat Tuhan menciptakan kerendahan hati yang tulus dan natural. Akan ada jalur komunikasi dengan Tuhan yang bisa dirasakan orang lain. Seorang pembicara, worship leader dan singer mutlak memilikinya. Oleh karena tidak belajar menyembah Allah, maka banyak orang Kristen yang sebenarnya belum menyembah Allah dengan benar. Mereka hanya menyanyi dalam gereja bahkan mereka bersikap lahiriah memuji dan menyembah Allah, padahal sebenarnya mereka hanya berpura-pura menyembah Tuhan. Mereka ini adalah manusia munafik yang mencoba menipu Tuhan. – Solagracia -
Dalam pergaulan dengan Tuhan seseorang akan menemukan bahasa keakraban yang natural, spontan dan tulus.

No comments:

Post a Comment