Wednesday, August 12, 2009

Persahabatan Tanpa Kepentingan

Persahabatan Tanpa Kepentingan

Oleh : Pdt.Imanuel Kristo (Suara Pembaruan)

Persahabatan adalah kebutuhan, dan kepentingan adalah kecenderungan yang biasa muncul dalam kehidupan di antara kita. Persahabatan adalah cerminan bahwa pada kenyataan kita tidak mungkin hidup tanpa orang lain dan kita selalu membutuhkan orang lain.

Persahabatan adalah sebuah keindahan dimana dua pribadi di perjumpakan satu sama lain, saling mengisi dan saling berbagi dengan penuh sukacita dan kegembiraan. Dengan menjalin persahabatan maka setiap pribadi semakin menunjukan fungsinya bagi sesamanya, dimana yang satu menolong yang lain dan membuat yang lain menjadi semakin baik dan bermakna di hadapan yang lain.

Sementara itu, kepentingan mengurangi nilai makna yang ada di dalamnya. Persahabatan adalah kerelaan untuk memberikan diri bagi yang lain dengan tulus dan sungguh-sungguh, sementara itu, kepentingan adalah sikap egois dan egosentris yang disamarkan di dalamnya.

Tampak begitu akrab dan dekat, tetapi sesungguhnya berjarak dan bersyarat. Semakin terbentang jarak di dalamnya maka semakin sulit untuk mempraktikkan kesejatian persahabatan di antara pelakunya.

Semakin terbentang jarak di dalamnya maka semakin besar pula kepentingan yang akan mewarnai setiap persahabatan yang kita bangun. Saat itulah kita membuat syarat syarat demi untuk mengatasi jarak di antara kita.

Jika itu yang terjadi maka sesungguhnya persahabatan kita tidak lagi menjadi persahabatan yang menghadirkan kebahagiaan bagi pelakunya. Persahabatan kita melulu diwarnai oleh penilaian-penilaian, yang akan menjadi penentu bagi kita untuk menjalaninya.

Mencederai Relasi
Persahabatan tanpa kepentingan adalah persahabatan yang mambuat pelakunya menjadi orang-orang yang bahagia karena mereka menjadi orang- orang yang bebas, tidak terikat dan tidak terbelenggu. Yang akan membuat setiap pelakunya menjadi lebih dekat dan akrab tanpa harus ada syarat dan kriteria yang mengikat.

Saat itulah setiap orang menjadi orang yang layak dan pantas, tidak ada perbedaan dan tidak ada pembedaan. Siapa pun orangnya tetap dapat menjadi sahabat. Persahabatan dengan kepentingan adalah bentuk keegoisan yang di sembunyikan, persahabatan yang disertai kepentingan bukanlah persahabatan yang sesungguhnya.

Itulah kepura-puraan yang mencederai relasi dan hubungan di antara pelakunya. Orang yang demikian pastilah tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan. Demi untuk mewujudkan hal itu, pertama-tama belajarlah untuk kita menerima diri sendiri lebih dahulu. Terimalah dengan syukur segala kelebihan kita, tetapi juga jangan sangkal kekurangan kita. Penerimaan akan diri kita membantu kita untuk dapat menerima orang lain.

Setelah itu, mulailah belajar untuk menghargai setiap orang sebagai pribadi secara tulus. Tempatkanlah mereka dalam penghargaan yang sama sebagaimana kita juga ingin dihargai oleh sesama kita.

Buatlah dan perlakukanlah setiap orang secara terhormat dan tampak berharga maka mereka pun akan menempatkan dan menghormati kita dengan cara yang sama. Saat itulah kita dapat menikmati persahabatan yang tulus, tanpa ikatan dan tanpa belenggu.

Akhirnya, jalani persahabatan dengan tulus, jujur dan bermakna, maka kita pun akan mendapatkan kebahagiaan dan keindahan dari dalamnya. Jadikanlah setiap pribadi di sekitar kita sebagai pribadi yang layak untuk menjadi sahabat.