Wednesday, September 9, 2009

Mitra Sejajar

Mitra Sejajar

Bacaan hari ini: Hakim-hakim 4:1-10
Ayat mas hari ini: Hakim-hakim 4:8
Bacaan Alkitab Setahun: 2 Tawarikh 26-29


Wanita dijajah pria sejak dulu. Dijadikan perhiasan sangkar madu. Namun, ada kala pria tak berdaya. Tekuk lutut di sudut kerling wanita.” Demikian petikan syair lagu lama berjudul Sabda Alam, ciptaan Ismail Marzuki. Ungkapan “wanita dijajah pria” dan “pria tekuk lutut di sudut kerling wanita”, menggambarkan seolah-olah pria dan wanita berhadapan sebagai lawan. Namun, harus diakui bahwa penggambaran seperti itulah yang kerap terjadi dalam kenyataan. Pria dan wanita tidak berdampingan sebagai mitra, tetapi sebagai pesaing; tidak saling mendukung, tetapi saling menundukkan; tidak saling melengkapi, tetapi saling mempreteli.

Hal ini jelas tidak sesuai dengan rencana Allah ketika menciptakan pria dan wanita. Di dalam Kejadian 1:27 dikatakan, “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” Artinya, baik pria maupun wanita sama-sama segambar dengan Allah; keduanya sama penting di hadapan Allah. Sederajat. Sepadan.

Debora dan Barak memberi contoh yang sangat baik tentang makna kemitraan pria dan wanita. Mereka bahu-membahu memimpin umat Israel mengalahkan musuhnya. Kuncinya adalah merendahkan hati untuk menyadari dan mengakui, bahwa masing-masing, pria dan wanita, saling membutuhkan. Pria tidak lengkap tanpa wanita, wanita tidak lengkap tanpa pria. Begitu juga dalam keluarga. Suami dan istri sama-sama pentingnya. Kalau suami itu “kepala” keluarga, istri adalah “leher” keluarga. Dengan kesadaran dan pengakuan demikian, pria dan wanita bisa membangun relasi berdasarkan saling menghargai dan menghormati.


KEMITRAAN PRIA DAN WANITA AKAN TERJALIN BAIK KALAU MASING-MASING PUNYA RASA RESPEK DAN HORMAT

Penulis: Ayub Yahya

Wednesday, September 2, 2009

Rapor Merah Gereja


Jangan Karikaturkan Tuhan

Artikel diambil dari : Majalah Truth edisi 17 “Rapor Merah Gereja”

Tokoh besar dari India, Mohandas Gandhi ( Mahatma Gandhi) pernah menyatakan bahwa yang membuatnya tidak pernah menjadi orang Kristen adalah orang-orang Kristen sendiri yang tidak menampilkan kehidupan seperti guruNya, Tuhan Yesus Kristus. Dengan nada penuh kekaguman kepada Tuhan Yesus dan kekecewaan serta keprihatinan terhadap gereja, sang pemimpin India dan pujangga itu berkata, “ I like your Christ, I do not like your Christian, your Christian are so unlike your Christ” ( Saya suka Kristusmu, saya tidak suka Kristenmu –artinya anggota gereja, Kristenmu tidak ada miripnya dengan Kristusmu).

Sejatinya tak seorang pun sanggup menolak Yesus Kristus, yang mereka tolak adalah “karikatur” tentang Yesus Kristus. Siapa yang mengarikaturkan “wajah Tuhan Yesus ? Siapa lagi kalau bukan gereja yang dirancang menampilkan “wajah” Tuhan. Ternyata gambar itu adalah gambar melenceng.

Gereja masa kini masih jauh dari menampilkan wajah Tuhan yang semestinya. Masih banyak orang sulit menemukan wajah Tuhan, melalui gereja. Gereja memang sibuk “menyembah” Tuhan, tetapi benarkah anggota gereja menyembah Tuhan? Penyembah itu tunduk kepada yang disembah, penyembah itu takluk tanpa batas kepada yang disembah.

Tetapi perhatikanlah “hidup” gereja, mulai pemimpinnya sampai kepada jemaat yang ada. Para pemimpin gereja lebih layak disebut selebriti daripada seseorang hamba bagi Yesus Kristus.

Akibatnya, gereja menjadi bahan cibiran, Fasih berbicara mengenai kasih dan kesucian, tetapi ternyata kelakuannya tidak berbeda dengan orang yang tidak mengenal Tuhan. Akibatnya banyak orang diluar gereja tidak pernah mengenal injil Tuhan Yesus Kristus dan tidak pernah diselamatkan.
Seorang pemimpin jemaat harus dapat menampilkan kehidupan Yesus Kristus dalam seluruh perilakunya. Bila tidak, akibatnya sangat mengerikan. Seorang pemimpin mengimpartasikan “spirit” kepada yang dipimpin. Akibatnya bisa diterka, gereja akan semakin menjadi bahan olokan. Seorang pemimpin jemaat harus dapat menjadi “role model” bagi seluruh jemaatnya. Dari kualitas pemimpin jemaat, dapat dilihat kualitas seluruh pegiatnya dan jemaat yang dilayani, kalau rapor kehidupan seseorang pemimpin jemaat sudah merah, maka hampir dipastikan bahwa nilai rapor kehidupan jemaatnya juga pasti merah.