Sunday, July 5, 2009

Nrima Ing Pandum

Nrima Ing Pandum

Bacaan hari ini: 1 Samuel 18:6-9
Ayat mas hari ini: 1 Samuel 18:9
Bacaan Alkitab Setahun: Hosea 11-14


Menurut sebuah survei, angka harapan hidup tertinggi di Indonesia dimiliki oleh Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 73 tahun. Artinya, rata-rata penduduk Yogyakarta hidup hingga usia 73 tahun. Beberapa ahli mencoba mencari tahu penyebabnya. Ternyata ditemukan bahwa selain rendahnya tingkat stres dan tingginya konsumsi serat melalui buah-buahan dan sayuran, juga karena budaya hidup orang Yogyakarta yang memegang falsafah nrima ing pandum, yang artinya menerima apa yang menjadi haknya, tidak serakah, apalagi berkeinginan mengambil hak orang lain.

Tidak puas dengan apa yang ada, iri hati terhadap apa yang orang lain capai, dan bernafsu memiliki apa yang bukan haknya, adalah awal kehancuran seseorang. Seperti yang terjadi pada Saul. Sebetulnya, Saul tidak kurang gagah. Ia berhasil memimpin bangsa Israel meraih kemenangan demi kemenangan dalam peperangan (1 Samuel 14:47-48). Namun sayangnya, ia kemudian iri hati terhadap keberhasilan Daud. Apalagi ketika Daud disambut dengan pujian dan tarian yang meriah (ayat 6). Saul lalu menjadi marah. “Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkan beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya,” begitu ia berkata (ayat 8). Akhir dari kisah ini kita semua tahu, Saul mati di tangan bangsa Filistin (1 Samuel 31:1-13), dan Daud menjadi raja menggantikannya.

Kiranya kepada kita diberikan kemampuan untuk bisa menerima apa yang ada, bersyukur dengan yang kita punya. Dan, kita dijauhkan dari iri dengki terhadap orang lain, juga dari keinginan untuk memiliki apa yang bukan hak kita.


Resep hidup sehat: terima apa yang ada, jauhi iri dengki

Penulis: Ayub Yahya

Stop Mengeluh

Stop Mengeluh

Bacaan hari ini: Bilangan 11:1-3
Ayat mas hari ini: Filipi 4:4
Bacaan Alkitab Setahun: Amos 5-7


Dalam sebuah khotbahnya pada bulan Juli 2006, Pdt. Will Bowen dari Gereja One Community Spiritual Center, Kansas City, Amerika, menyerukan gerakan berhenti mengeluh. Ia lantas membagikan gelang karet berwarna ungu kepada setiap anggota jemaatnya. Aturan mainnya sederhana, gelang itu harus dipakai terus-menerus selama 21 hari di salah satu pergelangan tangan, bisa kanan atau kiri. Dan selama itu tidak boleh mengeluh. Jika hal tersebut dilanggar, maka gelang itu harus dipindahkan ke pergelangan tangan yang lain dan jumlah hari dihitung kembali lagi dari awal. Saat ini, gelang karet itu telah tersebar sebanyak enam juta buah di seluruh dunia. Banyak orang telah merasakan perubahan positif karena menjalankan program berhenti mengeluh ini, khususnya dalam berelasi dan bekerja sama dengan orang lain.

Rupanya manusia memang cenderung lebih mudah mengeluh atau bersungut-sungut daripada bersyukur; lebih mudah melihat hal-hal yang kurang daripada hal-hal baik dalam hidupnya. Seperti sikap umat Israel. Kasih dan pemeliharaan Tuhan kepada mereka selama berada di padang gurun begitu jelas—mulai dari mengirimkan tiang awan dan tiang api untuk menuntun mereka, sampai mengirimkan burung puyuh dan manna untuk makanan mereka—tetapi tetap saja mereka suka mengeluh.

Sikap suka mengeluh ini tidak ada gunanya. Dan Tuhan juga tidak senang. Karenanya harus dilawan; jangan dituruti, apalagi dijadikan kebiasaan. Caranya, fokuskan pikiran pada hal-hal yang baik dalam hidup ini, dan berusahalah untuk selalu berkata positif.


MENGELUH DAN BERSYUKUR ITU SOAL PILIHAN PILIHLAH UNTUK SELALU BERSYUKUR
Penulis: Ayub Yahya (renungan harian)

Prioritas

Tentukan Prioritasmu!

Pada suatu hari, seorang penjaga mercusuar dipercayakan segalon minyak untuk keperluan selama seminggu. Minyak ini ditujukan untuk menjaga supaya lampu mercusuar tetap menyala dan kapal-kapal yang lewat tidak terhempas karang.

Pada esok harinya, lewat seorang nenek tua yang memohon minta sedikit persediaan minyak si penjaga ini untuk memenuhi kebutuhan memasaknya hari itu. Si penjaga ini memberikan sedikit minyak itu. Esok malamnya ada seorang anak kecil yang menangis karena lampu penuntun jalannya mati kehabisan minyak. Si penjaga ini melihat hal tersebut dengan iba dan akhirnya memberikan sedikit minyak untuk membuat anak kecil ini bisa pulang dengan selamat.

Mendekati akhir minggu itu, si penjaga juga melihat ada orang yang membutuhkan minyak untuk keperluannya, karena si penjaga ini menganggap “ Apa salahnya sih menolong orang?”, maka setiap kali ada yang meminta tolong pasti ia Bantu.

Pada hari sebelumnya akhir minggu itu, malam harinya si penjaga melihat ada kapal yang melintas dan mambutuh tuntunan dari mercusuar. Ia segera bersiap menyalakan lampunya dan mengarahkan kapal tersebut. Namun ketika ia mendapati persediaan minyaknya telah habis dan pada malam itu juga terjadi tabrakan kapal dengan karang.
Beberapa orang tewas dalam kejadian itu.

Dalam hidup ini, banyak hal yang terlihat baik dan perlu untuk kita kerjakan. Tapi pada dasarnya, hanya ada beberapa hal utama yang Tuhan ingin untuk kita lakukan supaya kita memenuhi rencanaNya dalam hidup kita.

PRIORITAS adalah memikirkan segala sesuatu berdasarkan urutan kepentingan dan melakukan segala sesuatu berdasarkan urutan kepentingan. Selamat menentukan prioritas!

(artikel diambil dari warta Rehobot Ministry)