Sunday, February 20, 2011

Menghayati Kehadiran Tuhan


Oleh : Pdt.Dr. Erastus Sabdono
From: Truth Daily Enlightenment

Baca: Mazmur 24:1–2
Alkitab dalam setahun: Ayub 29–31

Sesungguhnya manusia itu tidak pernah bisa bebas. Manusia harus terikat. Masalahnya adalah terikat oleh siapa, Tuhan atau Iblis. Manusia yang mau terikat dengan Tuhan harus ada dalam kesadaran terus-menerus bahwa dirinya hidup di semesta yang diperintah oleh Tuhan.
Oleh sebab itu yang terpenting adalah mendahulukan Kerajaan Allah. Di dalamnya termasuk belajar hidup dalam penghayatan bahwa kita hidup dalam pemerintahan Tuhan yang tidak kelihatan. Karena itu kita harus peduli hukum-Nya, kehendak-Nya dan rencana-Nya agar digenapi. Memang kita belum sempurna; untuk menjadi sempurna juga tidak bisa instan; tetapi menghayati kehadiran Tuhan adalah sangat perlu agar kita dapat bertumbuh dalam kesucian-Nya. Ada beberapa hal yang akan kita alami dan rasakan bila menghayati kehadiran Tuhan dalam hidup ini.
Pertama, menghayati kehadiran Tuhan dalam hidup ini akan menghindarkan kita berbuat salah. Kita akan memiliki perasaan takut akan Tuhan yang sangat kuat, yang membuat kita berusaha untuk mencapai kesucian seperti yang dikehendaki oleh Bapa.
Kedua, menghayati kehadiran Tuhan akan membuat kita merasakan damai sejahtera-Nya dan terbebas dari perasaan takut, cemas, khawatir dan berbagai perasaan negatif lainnya sekalipun di bumi ini banyak bahaya yang tidak pernah kita duga. Orang yang mudah memiliki perasaan negatif umumnya kurang menghayati kehadiran Tuhan.
Ketiga, menghayati kehadiran Tuhan akan membuat hati kita selalu rindu memuliakan Tuhan. Kita tidak hanya memuliakan Tuhan sesaat pada waktu menyanyi di gereja, tetapi selalu memuliakan dan menghormati Tuhan dengan benar dalam penghayatan terus-menerus. Menghormati Tuhan berarti menyadari bahwa hanya Tuhan yang layak dihormati. Kita tidak perlu berusaha mencari penghormatan atau nilai diri dari siapa pun; maka kita pun akan bersikap rendah hati.
Keempat, menghayati kehadiran Tuhan akan mendorong kita selalu bernyala-nyala dalam pembelaan bagi Tuhan. Dalam melayani Tuhan, kita akan memiliki sikap hati yang benar; tidak melayani karena menginginkan suatu upah atau hadiah—baik materi, sanjungan, pujian atau yang lain.
Kebenaran ini tidak cukup hanya diaminkan, tetapi harus diperagakan sehingga benar-benar membuktikan bahwa kita menghayati kehadiran Tuhan. Memperagakannya akan memberikan kekuatan batin yang luar biasa dalam diri kita.
Kita harus menghayati kehadiran Tuhan agar dapat bertumbuh dalam kesucian-Nya.