Thursday, July 21, 2011

Menurut Ukurannya Sendiri

Oleh : Pdt. Dr.Erastus Sabdono
From : Truth Daily Enlightenment

Baca: Filipi 3:9–11
Alkitab dalam setahun: Ibrani 1–6
Banyak orang Kristen yang merasa telah mengabdi kepada Allah, berdasarkan ukuran yang dibuatnya sendiri. Mereka merasa tidak menduakan Tuhan; dengan menjadi Kristen, mereka merasa tidak menyembah kepada allah-allah lain. Lagipula mereka tidak hidup dalam pelanggaran moral umum. Mereka rajin beribadah di gereja, mengambil bagian dalam kegiatan gereja, memberi dukungan keuangan dan sebagainya. Bahkan ada yang merasa bahwa cukup dengan pergi ke gereja, itu berarti sudah mengabdi kepada Tuhan dan berada di pihak Tuhan. Pengertian ini sangat dangkal dan miskin, tetapi faktanya inilah pemahaman yang dimiliki banyak orang Kristen hari ini.
Firman Tuhan mengatakan bahwa kita tidak bisa berada di dalam Kristus dengan kebenaran kita sendiri, atau kebenaran berdasarkan ukuran yang kita buat sendiri. Menaati hukum sebetulnya masih ukuran kebenaran kita sendiri. Kebenaran yang mempersatukan kita dengan Kristus adalah kebenaran karena kepercayaan kita kepada-Nya dengan cara yang benar adalah pengenalan akan-Nya, kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya.
Berarti untuk bisa mengabdi kepada Tuhan, harus dimulai dari pembenahan diri kita secara serius dan memadai. Kita mesti mengalami pembaharuan pikiran oleh kebenaran Injil. Pengertian-pengertian kita mengenai hidup ini, siapa Tuhan dan siapa manusia harus benar dan lengkap atau memadai. Selanjutnya, karakternya, watak atau mentalnya harus diubahkan sampai level mengenakan kodrat Ilahi yaitu berwatak seperti Tuhan. Idealnya, seiring dengan mengenakan kodrat Ilahi inilah seseorang mengambil bagian dalam pelayanan pekerjaan Tuhan. Atau sementara dalam proses pertumbuhan yang benar, maka seseorang sudah boleh mengambil bagian dalam pelayanan pekerjaan Tuhan.
Pengabdian kepada Tuhan dimulai dari setiap perkataan yang kita ucapkan, setiap pikiran yang masuk ke dalam diri kita dan perbuatan-perbuatan kita setiap hari. Ke gereja—bahkan turut mengambil bagian dalam pelayanan—tidak bisa menggantikan kebenaran hidup setiap hari. Tanpa kehidupan yang benar setiap harinya, kegiatan gereja dan pelayanan hanyalah kegiatan rohani yang tidak berdaya guna mengantar manusia memiliki keselamatan yang sesungguhnya. Oleh sebab itu seharusnya segala sesuatu yang kita lakukan bagi Tuhan, seperti beribadah di gereja, memberi persembahan dan lain sebagainya dimotori oleh sikap hati yang terlebih dahulu digarap oleh Tuhan melalui proses pendewasaan.
Pikiran, perkataan dan perbuatan kita menunjukkan
apakah diri kita mengabdi kepada Tuhan atau tidak.