Sunday, June 28, 2009

Firman Itu Merubah Hidupku


Firman Itu Merubah Hidupku
Oleh: Suwito Lie

Selama Hidup dari kecil saya sudah masuk Kristen karena ajaran dari Mama yang taat beribadah dan rajin membaca firman. Saya merasa selama ini ikut Tuhan hidup biasa biasa saja tidak ada kemajuan iman, ketika menikahpun hidup tidak ada perubahan, dalam ekonomi maupun iman cenderung terpuruk sampai titik nol. Saya dibukakan mata hati saya dan teringat Yesus yang sudah mengasihi kami sekeluarga.

Perubahan mulai terlihat ketika kami sudah di titik nol saat itu September 2008 saya ikut KKR di Senayan waktu itu yang kotbah Pdt.Dr.Stephen Tong mengambil tema “ Siapakah Kristus Itu?”. Tiga hari berturut- turut saya ikut, waktu itu KKR tiga hari Jumat s/d Minggu.Selanjutnya saya berkeinginan ke gerejanya Pak Tong tapi terlalu jauh dan yang penting saya tetap mengagumi Pak Tong yang di karuniai Tuhan Yesus luar bisa dalam pelayanannya kotbahnya yang keras tidak main-main dalam mengkritik semua yang menyimpang dari Firman Tuhan yaitu Alkitab.

Mulai saat itulah saya rajin mendengarkan Firman Tuhan via radio RPK dan kotbah dari berbagai macam Hamba Tuhan dari Pdt. Gilbert , Pdt.Anthony Chang, Pdt. Erastus Sabdono, Pdt.Imanuel Kristo, Pdt Bigman Sirait, dll semua firman yang disampaikan sangat berkenan bagi saya. Sebelumnya saya bergereja selama ini tidak bertumbuh akhirnya saya putuskan pindah ke GBI Rehobot  dari situlah saya mengenal lebih dalam tentang kebenaran Firman Tuhan dari kotbah Pak Erastus Gembala GBI Rehobot di Suara Kebenaran sampai sekarang.

Saya memilih GBI Rehobot karena pengajarannya Alkitabiah, walaupun tata ibadah tidak sesuai dengan gereja sebelumnya saya tetap bisa menerima karena istri saya dulunya Kharismatik, jadi pas lah untuk kami. Akhirnya semua masalah kami satu persatu kami lalui dengan bimbingan Tuhan Yesus yang kami imani, kami sudah tidak kuatir lagi untuk masa depan yang penting bekerja keraslah sesuai Firman Tuhan, carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu (Matius 6:30-34), dan jangan takut untuk menghampiri tahta kasih karunia Allah Bapa Kita (Ibrani 4 : 14 – 16). Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin. (Jakarta, 5 Juni 2009)

Cepatnya Waktu Bergulir

Cepatnya Waktu Bergulir
Bacaan hari ini:
Mazmur 90:1-12
Ayat mas hari ini: Mazmur 90:12
Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 9-12


Betapa cepatnya waktu bergulir. Dari hari ke minggu, dari ke bulan ke tahun, seolah hanya sekejapan mata. Rasanya baru kemarin saya kuliah di Jogja. Masih terbayang suasana kampus dulu, teman-teman seangkatan, para dosen. Tidak terasa itu sudah lebih 15 tahun berlalu. Rasanya baru kemarin Kezia dan Karen, kedua anak kami, belajar tengkurap, merangkak, dan berjalan. Masih terbayang “repotnya sekaligus asyiknya” memandikan, mengganti pampers, membuatkan susu untuk mereka. Kini mereka sudah menjadi gadis-gadis kecil yang lincah. Betul-betul serasa baru sekejap.

Musa juga merasakan hal serupa. Dalam mazmurnya ia berkata, “Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam. Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu” (Mazmur (90:4-6). Yah, betapa singkat dan cepatnya waktu yang kita miliki di dunia ini.

Karena waktu itu singkat dan cepat berlalu, maka, pertama, jangan menunda-nunda apa yang bisa dikerjakan sekarang—melayani Tuhan, berkarya bagi sesama, serta menyatakan kasih sayang kepada orang-orang terdekat. Sebab akan ada masanya, kita tidak lagi memiliki waktu. Kedua, jangan membuang-buang waktu untuk sesuatu yang tidak berguna, lebih-lebih untuk hal-hal yang merugikan. Sebab menyesal kemudian, tiada guna. Ketiga, nikmati dan hargai waktu yang ada sekarang sebaik-baiknya, apa pun yang tengah kita hadapi. Sebab pada saatnya, “sekarang” akan menjadi “masa lalu”.


Waktu sangat berharga; Ia tidak akan kembali dan terulang. Maka jangan menukarnya dengan sesuatu yang tidak berharga

Penulis: Ayub Yahya
Renungan harian