Wednesday, August 24, 2011

Spirit of Endurance

Oleh : Pdt.Dr. Erastus Sabdono.
From Truth Daily Enlightenment
Baca: Ibrani 12:12–17
Alkitab dalam setahun: 1 Raja-raja 18–20

Pernahkah Saudara mendengar istilah “spirit of endurance”? Istilah ini bisa diterjemahkan sebagai “semangat ketahanan” atau “gairah untuk bertahan”. Semangat ketahanan adalah kemampuan seseorang bertahan menghadapi suatu keadaan yang sulit, sehingga pada akhirnya ia bisa mengatasi keadaan yang sulit itu dan tampil sebagai pemenang.
Semangat ketahanan ini dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan. Bagi para atlet yang berlaga di medan pertandingan, semangat ini sangat dibutuhkan, sebab tanpa semangat untuk bertahan, mereka tidak akan bisa menjadi pemenang. Perhatikan, semangat seorang petinju untuk berlaga di atas ring. Kalau tidak memiliki semangat ketahanan yang tinggi, maka ia akan mudah dirobohkan oleh lawannya. Dalam kenyataan, banyak atlit yang memiliki keunggulan teknik yang baik, tetapi karena ketahanannya lemah akhirnya kalah.
Tentara yang maju berperang harus memiliki semangat ketahanan yang tinggi. Tanpa semangat ketahanan ini tidak mungkin mereka bisa memenangkan peperangan. Justru semangat inilah yang sangat dominan dibutuhkan. Sebab walau persenjataan lengkap, persediaan logistik memadai dan musuh lebih berkekuatan lemah, tetapi tanpa semangat ketahanan juga sulit untuk tampil sebagai pemenang. Sebaliknya walau persenjataan tidak lengkap, persediaan logistik kurang memadai dan musuh berkekuatan lebih besar, tetapi kalau memiliki memiliki semangat ketahanan yang tinggi, maka bukan tidak mungkin bisa memenangkan peperangan tersebut.
Demikian pula dengan mereka yang sedang menghadapi bencana atau musibah, misalnya tenggelamnya kapal di tengah lautan. Mereka yang berhasil menyelamatkan diri harus hidup sampai berhari-hari terkatung-katung di tengah lautan. Orang yang tertimbun di bawah reruntuhan gedung yang dirobohkan gempa bumi harus memiliki semangat ketahanan yang tinggi. Itulah yang menyelamatkan mereka.
Dalam hidup ini kita harus memiliki semangat ketahanan yang tinggi. Tanpa semangat ketahanan, banyak siswa dan mahasiswa yang drop out dari sekolah; rumah tangga hancur; usaha-usaha bangkrut; dipecat dari pekerjaan; persahabatan putus; karier hancur dan lain sebagainya. Dalam segala aspek kehidupan semangat ketahanan harus dimiliki, sebab kita menghadapi dunia yang selalu bermasalah.
Semangat ketahanan harus juga kita miliki dalam hal rohani. Ketahanan rohani atau spiritual endurance kita butuhkan untuk bertahan di tengah tekanan terhadap kehidupan rohani atau iman kita.
Semangat ketahanan harus dimiliki dalam segala aspek kehidupan,
termasuk kerohanian.

Wednesday, August 3, 2011

Doa Mohon Berkat Tuhan


Oleh : Pdt.Dr. Erastus Sabdono
From: Truth Daily Enlightenment

Baca: Matius 5:45
Alkitab dalam setahun: 2 Samuel 8–12
Dalam kehidupan orang beragama, sangat umum terdengar pula doa mohon berkat Tuhan untuk pemenuhan kebutuhan jasmani. Dengan sikap hati yang tidak benar, doa mohon berkat Tuhan bisa menjadi tidak benar. Sikap hati yang salah yang dimiliki banyak orang bertolak pada anggapan bahwa Tuhan tidak atau kurang memberikan berkat-Nya sehingga umat perlu menyampaikan permohonan untuk dapat menggerakkan hati Tuhan agar memberikan berkat-Nya lebih memadai bagi kita menurut ukuran kita.
Ciri-ciri orang yang mempunyai pandangan salah dalam hal ini adalah seakanakan menunjuk Tuhan ikut bertanggung jawab pada waktu mereka masih merasa berkekurangan. Orang yang berkekurangan dianggap kurang berdoa, sehingga berkat Tuhan baginya belum memadai. Kalaupun tidak bermaksud mempersalahkan Tuhan, dengan doa tersebut mereka mengharapkan akan memperoleh berkat Tuhan secara ajaib sehingga bisa berkelimpahan. Telah menjadi anggapan banyak orang Kristen bahwa doa mohon berkat Tuhan merupakan alat mistis untuk meraih pemenuhan kebutuhan jasmani yang lebih berlimpah. Ini pikiran yang sesat.
Sesungguhnya Allah sudah menyediakan berkat-Nya secara berlimpah. Bahkan berkat jasmani itu telah disediakan-Nya secara adil, bukan hanya kepada orang percaya, tetapi juga kepada semua orang. Tuhan Yesus pernah berkata, bahwa Bapa di surga menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik,  dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Itu menggambarkan kasih dan keadilan-Nya. Dalam hal ini kita harus bekerja keras untuk meraihnya. Jangan berpikir bahwa anak Tuhan akan diberi kemudahan-kemudahan dalam mengusahakan pemenuhan kebutuhan jasmaninya. Kalau Tuhan memberikan dispensasi berupa kemudahan, itu berarti Tuhan merusak mental anak-anak-Nya. Kemudahan itu akan sangat merusak kinerja hidup anak-anak Tuhan.
Sama seperti dalam Doa Bapa Kami, ketika kita berdoa, “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” (Mat. 6:11) bukan berarti Tuhan mengirimkan secara otomatis berkat jasmani guna pemeliharaan tubuh kita; tetapi doa itu merupakan panggilan kita untuk bertindak mencari nafkah. Jadi kalau kita berdoa mohon berkat Tuhan, itu merupakan suatu komitmen untuk mengusahakan pemenuhan kebutuhan jasmani dengan percaya bahwa Dia pasti selalu membuka jalan. Untuk itu kita harus mengembangkan semua potensi yang ada untuk meraih sebanyak-banyaknya berkat jasmani guna kepentingan kerajaan-Nya.
Berdoa mohon berkat Tuhan merupakan komitmen untuk mengusahakan
pemenuhan kebutuhan jasmani dengan seluruh potensi kita

Doa Mohon Pimpinan Tuhan

Oleh: Pdt.Dr. Erastus Sabdono
From : Truth Daily Enlightenment

Baca: Mazmur 23:1–6
Alkitab dalam setahun: 2 Samuel 4–7
Mazmur Daud ini mungkin merupakan mazmur yang paling terkenal di kalangan orang Kristen. Dalam mazmurnya, Daud menyatakan kepercayaannya yang penuh kepada Tuhan. Ia menggambarkan Tuhan sebagai gembala yang baik, yang memimpin, menuntun dan membimbing kita sebagai domba-dombanya.
Dalam kehidupan orang beragama, sudah biasa terdengar doa mohon pimpinan Tuhan. Itu tidak salah, namun ternyata tidak selalu doa mohon pimpinan-Nya itu benar. Yang menentukan benar atau salahnya adalah sikap hatinya. Sikap hati yang dimiliki banyak orang bertolak pada anggapan bahwa Tuhan tidak atau kurang memimpin kita jika kita tidak meminta kepada-Nya. Itulah sebabnya umat perlu menyampaikan permohonan untuk menerima pimpinan Tuhan yang lebih memadai.
Saat berdoa minta pimpinan Tuhan, umat berharap akan memperoleh kekuatan secara ajaib untuk terhindar dari dosa atau kesalahan. Umat menyalahkan kurangnya doa sebagai penyebab kesalahan terjadi, padahal itu berarti secara tidak langsung menunjuk Tuhan ikut bertanggung jawab, sebab Ia dianggap belum memberikan pimpinan-Nya secara memadai. Dengan demikian doa mohon bimbingan Tuhan menjadi alat yang bersifat mistis, yang berkuasa untuk dapat mengubah hidup. Pola berpikir ini salah.
Sejatinya, sebagai gembala yang baik, Tuhan sudah menyediakan pimpinan-Nya secara memadai. Pimpinan-Nya diberikan melalui berbagai sarana. Pertama, Alkitab, yaitu Firman Tuhan (2Tim. 3:16). Kedua, Roh Kudus yang dimeteraikan dalam hidup kita guna mengarahkan kita kepada segala kebenaran (Yoh. 14:26). Ketiga, pimpinan-Nya melalui segala peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini (Rm. 8:28). Sejatinya tanpa diminta pun Tuhan memimpin kita; pimpinan-Nya tidak perlu diminta lagi. Tetapi mengapa kita minta pimpinan Tuhan?
Agar bisa memahami hal ini dengan benar, kita harus tahu bahwa doa jangan hanya dipahami sebagai sekadar permintaan. Kalau kita berdoa, “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat,” doa itu memanggil kita untuk menjauhi segala hal yang Tuhan tidak kehendaki. Jadi kalau kita berdoa mohon pimpinan Tuhan, itu berarti kita berkomitmen mencari pimpinan Tuhan dan bersedia melakukan kehendak-Nya. Kita tidak pasif; sebaliknya kita menjadi aktif untuk mencari kehendak-Nya dengan mempelajari kebenaran Alkitab, menyediakan waktu untuk bersekutu dengan-Nya, membuka hati yang tulus untuk mengerti maksud Tuhan melalui segala kejadian yang kita alami.
Berdoa mohon pimpinan Tuhan berarti kita
berkomitmen mencari pimpinan Tuhan dan bersedia melakukan kehendak-Nya.