Tuesday, February 26, 2013

Cepat Bertobat dan Memperbaiki Diri

Oleh : Pdt.Dr. Erastus Sabdono

Waktu sedemikian cepatnya berlalu dan kita akan memasuki tahun yang baru lagi. Kalau kita ambil waktu sejenak dan berpikir, sesungguhnya apa yang baru? Pengkotbah berkata, "Tak ada yang baru di bawah matahari" (Pkh. 1:9). Matahari tetap terbit di timur dan terbenam di sebelah barat, bumi tetap berputar pada porosnya mengelilingi matahari dan bulan tetap mengelilingi bumi. Rutinitas semesta. Meskipun demikian, kita tetap bergerak dalam perjalanan di dimensi waktu. Waktu yang selalu baru bagi kita, dan kita dapat bergerak mundur. Dengan berubahnya angka tahun dalam kalender kita, yang baru adalah kebaruan itu sendiri. Kasih setia Tuhan selalu baru tiap pagi (Rat. 3:23), demikian pula harapan dan masalah. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ia akan memakai segala kejadian untuk penyempurnaan iman kita.
Semua pengalaman hidup kita, yang menyenangkan maunpun menyakitkan, merupakan sarana pembentukan pribadi kita sekaligus pengumpulan berkat abadi berupa kekayaan dalam Kerajaan Surga. Inilah pengharapan yang bernilai kekal yang membuat hidup kita semakin bergairah dan selalu teringat akan prestasi kehidupan yang tertinggi dan termulia yang dapat diraih setiap individu yaitu kesucian hidup. Mari kita terus memperhatikan hal ini. Dunia hari ini telah membuat manusia dipenuhi oleh berbagai pengharapan terutama pada kekayaan duniawi dan segala kesenangannya sehingga gairah untuk hidup dalam kesucian telah tersingkir oleh berbagai harapan dan cita-cita fana. Dengan memiliki watak ilahi, selera hidup kita menjadi selaras dengan Tuhan. Dengan demikian kesucian hidup kita akan tampak bukan pada cara hidup kita yang kasat mata secara lahiriah, seperti patuh atau tunduk kepada hukum atau peraturan, melainkan pada kelemahlembutan dan kasih tulus yang kita pancarkan. Bagaimana kesucian hidup seseorang akan terpancar dari seluruh sikap hidupnya, seluruh gerak tubuh dan perkataannya. Seseorang tidak mudah menyembunyikan watak aslinya. Tanpa harus memperhatikan sikap hidupnya setiap hari dalam waktu yang panjang, dari beberapa gejala yang ditampilkan dalam pergaulan dan pernyataan-pernyataan mulutnya pun sudah tampak kualitas kesuciannya. Untuk mengalami pertumbuhan kesucian yang baik, kita harus memiliki kerinduan yang kuat untuk memahami semua yang dikehendaki Bapa atas hidup kita, lalu berusaha memenuhi apa yang dikehendaki Bapa untuk dilakukan. Tidak ada yang sulit kalau sudah dilakukan dan dibiasakan. Ini akan menggerakkan kita memperhatikan langkah kita setiap detik, menit dan jam, apakah segala sesuatu yang kita lakukan sesuai dengan kehendakNya? Mari bertobat jika berbuat salah dan memperbaikinya. Jadikan melakukan kehendak Tuhan sebagai kebiasaan, sampai kita tidak usah memaksa diri. Kiranya ini menjadi renungan untuk kita semakin lebih baik di tahun yang sesaat lagi berganti.