Thursday, September 27, 2012

Jika Jiwaku Berdoa ( KJ. 460)

Syair: Leer mij, Heer, als in gebeden, P. I. Moeton,
Terjemahan: I. S. Kijne (1899 – 1970) dengan perubahan,
Lagu: Anni F. Harrison

do = f
4 ketuk


Jika jiwaku berdoa
kepadaMu, Tuhanku,
ajar aku t’rima saja
pemberian tanganMu
dan mengaku s’perti Yesus
di depan sengsaraNya:
Jangan kehendakku, Bapa,
kehendakMu jadilah.

 Apa juga yang Kautimbang
baik untuk hidupku,
biar aku pun setuju
dengan maksud hikmatMu,
menghayati dan percaya,
walau hatiku lemah:
Jangan kehendakku, Bapa,
kehendakMu jadilah.

 Aku cari penghiburan
hanya dalam kasihMu.
Dalam susah Dikau saja
perlindungan hidupku.
‘Ku mengaku, s’perti Yesus
di depan sengsaraNya:
Jangan kehendakku Bapa,
kehendakMu jadilah.

Thursday, September 13, 2012

Penghakiman Berdasarkan Perbuatan



Diambil dari renungan harian Truth.
Baca: Roma 2:12-16
Alkitab dalam setahun: 2 Raja-Raja 15-17

Penghakiman Berdasarkan Perbuatan Kalau bagi umat Israel dosa berarti pelanggaran terhadap torat lalu bagaimana dengan orang non Yahudi yang tidak memiliki Torat tertulis dalam kitab. Untuk menjawab persoalan ini Paulus mengemukakan kebenaran dalam Roma 2:12-16. Bagi orang non Israel, dosa berarti pelanggaran terhadap hukum yang tertulis di hati. Dalam teks tersebut disinggung oleh Paulus bahwa orang yang tidak memiliki torat yang tertulis di kitab memiliki torat di dalam hati mereka. Dalam hal ini Tuhan yang akan menghakimi seseorang berdasarkan pengertian tentang hukum (tindakan kasih) yang dimiliki masing-masing individu.

Penghakiman Tuhan ini sangat rahasia kepada masing-masing individu. Hati nurani mereka akan menjadi saksi (Rm. 3:15). Hati nurani dan teks aslinya adalah suneidesis(συνείδησις). Kata suneidesis gabungan dari dua kata, sun dan eido. Sun berarti bersama dan eido artinya tahu, jadi suneidesis berarti bersama ikut tahu. Bagaimana pun hati nurani akan ikut terlibat dalam memberi kesaksian atas keadaan setiap individu. Sekecil apapun suara itu dalam hati nurani. Dalam hal ini setiap orang memiliki kesadaran nurani apakah dirinya melakukan suatu kesalahan atau tidak. Dengan demikian kita tidak mudah menjatuhkan vonis bahwa orang yang hidup di luar bangsa pilihan Allah pasti masuk neraka atau tidak diperkenan masuk kehidupan yang akan datang.

Dalam Alkitab kita menemukan pernyataan yang diulang-ulang bahwa manusia akan dihakimi menurut perbuatannya. Dalam hal ini jelas bahwa perbuatan baik seseorang itu penting, sebab menjadi ukuran penghakiman (Why. 20:12; Mat. 25:34-43). Penghakiman berdasarkan perbuatan  ini juga berlaku bagi orang yang hidup pada jaman anugerah, yaitu atas mereka yang tidak atau belum mendengar Injil. Juga bagi mereka yang tidak mendengar Injil secara benar. Sebab mendengar Injil yang salah sama dengan tidak mendengar Injil. Tuhan menghakimi berdasarkan perbuatan. 

Penghakiman ini adalah penghakiman untuk menentukan seberapa mereka pantas untuk masuk dunia yang akan datang. Kata penghakiman untuk ini lebih sering digunakan kata krisis (κρίσις). Apakah mereka yang dihakimi menurut perbuatan bisa masuk Sorga? Menjawab pertanyaan ini seharusnya memahami dulu apa Sorga itu. Secara cepat bisa dijawab, bisa saja mereka masuk dunia yang akan datang (kalau tidak boleh disebut Sorga), tetapi mereka bukan sebagai anggota Kerajaan yang memerintah bersama dengan Kristus, tetapi hanya menjadi anggota masyarakat saja. Dalam hal ini harus bisa dibedakan antara dimuliakan bersama dengan Kristus dengan hanya masuk dunia yang akan datang. 
Apa yang kita lakukan selama kita hidup
akan dijadikan ukuran untuk hari penghakiman.