Thursday, March 25, 2010

Masygullah hati- Nya / Mengapa Yesus Menangis?


Mengapa Yesus Menangis?

Baca : Yohanes 11:32-34
Alkitab dalam setahun : Lukas 23-24


artikel ini diambil dari : Renungan Truth edisi Maret 2010

Pasti kita sudah akrab dengan kisah Tuhan Yesus membangkitkan Lazarus.
Dalam kisah tersebut terdapat ayat yang dalam bahasa aslinya terpendek diseluruh Alkitab: "Maka menangislah Yesus" (ayat 35).Mengapa Yesus menangis? Dengan pengertian yang benar, ayat yang terpendek ini akan menjadi ayat sangat kuat.

Penting diketahui, kata yang digunakan dalam ayat ini berbeda dengan kata yang digunakan untuk menggambarkan tangisan Maria dan orang-orang Yahudi (ayat.33). Di sana digunakan kata (klaio)yang artinya "menangis meraung-raung". Sementara Yesus hanya meneteskan air mata (edakrusen, dari akar kata (drakruo)), jauh dari kecengengan. Tetapi perlu diketahui bahwa setegar-tegarnya Tuhan Yesus, ia pun mempunyai emosi yang bisa tersentuh dan sedih yang termanifestasi dalam tangisan. Tentu Ia tidak sedih karena kehilangan sahabat-Nya, karena Ia tahu bahwa ia akan segera membangkitkan Lazarus. Jadi mengapa?

Pertama, Yesus menangis karena Ia teringat akan akibat dosa. Sebagai Allah yang Kudus, Ia benci terhadap dosa. Menyaksikan bagaimana dosa bisa merusak dan membunuh sangat menyedihkan bagi-Nya. Apakah kita merasakan hal ini juga, bagaimana dosa bisa merusak, dan membuat orang lain mati, bahkan mati tanpa pengenalan akan Tuhan yang benar, sehingga berakibat kebinasaan kekal?

Kedua, Ia melihat ketidakpercayaan pada orang-orang yang dikasihi-Nya. Ia telah mengatakan bahwa Lazarus akan bangkit, tetapi tidak ada yang percaya. Bahkan Maria, orang terakhir yang diharapkan-Nya untuk percaya, ternyata juga tidak percaya (ay.32). Demikianlah, Yesus sedih jika kita tidak percaya kepada-Nya. Hati-Nya sakit menyaksikan kita menyangsikan kebenaran Injil-Nya, seperti kebaikan-Nya dalam segala hal, termasuk dalam penderitaan (Rm.8:28).

Ketiga, Ia melihat kemunafikan orang Yahudi yang menangis meraung-raung (ay.33). ini dibuktikan dengan penggunaan kata "masygul" (embrimaomai), artinya "marah terhadap kesalahan atau ketidakadilan". Yesus sedih melihat praktik keagamaan yang munafik, yang tidak menyembah Tuhan dalam roh dan kebenaran, tetapi dalam daging dan kepalsuan.

Masihkah kita melakukan hal-hal yang membuat Tuhan meneteskan air mata-Nya? Masihkah kita tidak percaya kepada-Nya dan kepada Injil yang murni? Masihkah kita hanya menjadi Kristen agamawi, dan belum mau menyerahkan sepenuh hidup kita kepada-Nya? Bertobatlah.

Tinggalkanlah hal-hal yang membuat Tuhan meneteskan air mata-Nya .