Pdt.Dr. Erastus Sabdono
(Truth Daily Enlightenment)
Baca: 2 Petrus 3:5–13
Alkitab dalam setahun: Imamat 24–25
Kalau kita mengasihi Tuhan dengan segenap akal budi kita, artinya kita harus menggunakan dan mengasah akal budi kita dalam berurusan dengan Tuhan. Pikiran kita harus diperbarui setiap hari. Kita harus semakin cerdas, semakin mengerti kebenaran, membuang semua konsep yang keliru, lalu mengenakan konsep yang benar.
Contohnya, seorang anak menganggap pelangi adalah lukisan spidol Tuhan di langit. Semakin ia dewasa, ia mengalami pembaruan pikiran dan tahu bahwa pelangi adalah pembiasan sinar matahari oleh titik-titik air. Ketika Nuh diberi Tuhan tanda pelangi sebagai janji bahwa Ia tidak akan menghukum dunia dengan air bah lagi,
Nuh yang belum mengenal ilmu fisika pasti berpikir bahwa pelangi adalah suatu benda yang berwarna. Tetapi sekarang kita tahu, bahwa maksud Tuhan dengan pelangi tersebut adalah, selama matahari masih bersinar di bumi ini, maka bumi masih eksis. Sebab suatu hari nanti, saat bumi dihukum di akhir zaman, cahaya matahari akan terhalang karena berbagai fenomena di langit (Mat. 24:29). Kita juga tahu bahwa dunia tidak akan dihukum dengan air, tetapi api (ay. 10).
Demikian pula kita harus menerima pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus dengan akal budi yang cerdas. Misalnya, saat Yesus bersabda mengenai iman yang memindahkan gunung (Mrk. 11:23), maksudnya pasti bukan gunung secara harfiah, sebab selain Ia tidak pernah memindahkan gunung, memindahkan gunung juga bisa mendatangkan bencana dan tidak jelas kegunaan positifnya. Contoh lain, tidak mungkin Tuhan melipatgandakan berkat-Nya atas persembahan yang diberikan umat-Nya, kalau mereka memberi hanya karena mencari keuntungan pribadi tanpa kerja keras dan tidak bisa dipercayai Tuhan. Itu justru membuat mereka menjadi sombong karena hidup dalam kesenangan daging. Yang benar, Tuhan akan melipatgandakan berkat-Nya atas anak-anak Tuhan yang menggunakan berkat itu untuk kemuliaan-Nya. Semua ini harus dipecahkan dengan nalar yang sehat dan jujur.
Sayangnya hari ini banyak kebohongan yang disampaikan terus-menerus dengan berani, sehingga banyak orang memercayainya dan menerimanya sebagai kebenaran. Apalagi kalau kebohongan itu disampaikan dengan menggunakan nama Tuhan, oleh orang yang mengaku dirinya utusan Tuhan, pernah bertemu langsung dengan Tuhan dan menerima visi langsung dari Tuhan. Di masyarakat yang biasa berpikir mistis dan tidak logis, praktik kebohongan yang sesungguhnya perdukunan ini menjadi subur. Kita tidak akan terjerat jika kita menggunakan nalar.
Pembaruan pikiran berarti kita semakin cerdas dalam mengerti kebenaran
dan membuang konsep yang keliru.
No comments:
Post a Comment