Oleh : Pdt. Dr.Erastus Sabdono
Dari : Truth Daily Enlightenment
Baca: Yohanes 5:21–23 Alkitab dalam setahun: Yesaya 13–17
Tuhan tidak akan dengan mudah membuang manusia ke dalam api kekal, sebab roh yang ditaruh Tuhan di dalam diri manusia itu berasal dari Dia (Yak 4:5; Ibr 12:9). Roh yang ada pada manusia adalah roh dari Allah yang sangat luar biasa. Jadi jangan heran kalau manusia di luar Israel atau di luar Kristen bisa melakukan perbuatan-perbuatan baik yang sangat menakjubkan.Dengan mengemukakan fakta ini, sama sekali tidak ada maksud untuk mengajarkan bahwa ada keselamatan di luar Kristus. Kita percaya sepenuhnya bahwa tidak ada manusia yang dapat selamat tanpa kurban Kristus. Dialah yang menghapus dosa dunia (Yoh. 1:29) sebab tidak seorang pun bisa melakukan kehendak Allah dengan sempurna. Memang tidak seorang pun yang sanggup melakukan hukum Taurat atau Sepuluh Perintah Allah dengan sempurna, tetapi ketidaksempurnaan itu tidak berarti Tuhan lantas membinasakan mereka. Mereka akan dihakimi menurut pemahaman mereka sesuai dengan hukum yang mereka miliki.
Ketidaksempurnaan itu ditopang oleh kurban Tuhan Yesus di kayu salib. Sebagaimana setiap insan tanpa kehendaknya sendiri terlahir sebagai orang yang ada di bawah hukum dosa dan kebinasaan, maka di luar sepengetahuannya pun ada orangorang yang memiliki jaminan penghakiman dimungkinkan menerima kesempatan hidup di dunia yang akan datang.
Bila tidak ada kurban di kayu salib, maka tidak ada penghakiman, semua manusia otomatis masuk neraka. Itulah sebabnya Ia yang menyerahkan nyawa-Nya memperoleh hak menghakimi. Ia pun juga berhak membangkitkan siapa saja yang dikehendaki-Nya. Tuhan Yesus mengorbankan diri-Nya di kayu salib untuk menebus semua orang, bukan hanya orang Kristen saja (Rm. 5:15; 2Kor. 5:14–15).
Penjelasan ini dimaksudkan agar kita dapat memahami perbedaan antara orang percaya kepada Tuhan Yesus yang menerima hak (ἐξουσία, eksusía) supaya menjadi anak-anak Allah dan mereka yang tidak memiliki hak itu. Hak itu bukan sekadar untuk memasuki dunia yang akan datang, karena kita yang menjadi anakanak Allah bukan sekadar masuk dunia yang akan datang, tetapi ikut memerintah bersama dengan Tuhan Yesus. Tapi syaratnya, kesalehan seperti orang-orang bukan pilihan Allah belum cukup. Orang percaya harus memiliki target sempurna seperti Bapa. Bila Tuhan yang memerintahkannya, ini bukan sesuatu yang mustahil diwujudkan. Biarlah penjelasan ini juga memicu kita untuk lebih sungguh-sungguh dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita, yaitu mengikuti jejak Tuhan Yesus.
Ikut memerintah bersama dengan Tuhan Yesus mensyaratkan kita menuju target kesempurnaan.