Diambil dari renungan harian Truth.
Baca: Roma 2:12-16
Alkitab dalam setahun: 2
Raja-Raja 15-17
Penghakiman Berdasarkan Perbuatan Kalau
bagi umat Israel dosa berarti pelanggaran terhadap torat lalu bagaimana dengan
orang non Yahudi yang tidak memiliki Torat tertulis dalam kitab. Untuk menjawab
persoalan ini Paulus mengemukakan kebenaran dalam Roma 2:12-16. Bagi orang non
Israel, dosa berarti pelanggaran terhadap hukum yang tertulis di hati. Dalam
teks tersebut disinggung oleh Paulus bahwa orang yang tidak memiliki torat yang
tertulis di kitab memiliki torat di dalam hati mereka. Dalam hal ini Tuhan yang
akan menghakimi seseorang berdasarkan pengertian tentang hukum (tindakan kasih)
yang dimiliki masing-masing individu.
Penghakiman Tuhan ini sangat rahasia
kepada masing-masing individu. Hati nurani mereka akan menjadi saksi (Rm.
3:15). Hati nurani dan teks aslinya adalah suneidesis(συνείδησις). Kata
suneidesis gabungan dari dua kata, sun dan eido. Sun berarti bersama dan eido
artinya tahu, jadi suneidesis berarti bersama ikut tahu. Bagaimana pun hati
nurani akan ikut terlibat dalam memberi kesaksian atas keadaan setiap individu.
Sekecil apapun suara itu dalam hati nurani. Dalam hal ini setiap orang memiliki
kesadaran nurani apakah dirinya melakukan suatu kesalahan atau tidak. Dengan
demikian kita tidak mudah menjatuhkan vonis bahwa orang yang hidup di luar
bangsa pilihan Allah pasti masuk neraka atau tidak diperkenan masuk kehidupan
yang akan datang.
Dalam Alkitab kita menemukan pernyataan yang
diulang-ulang bahwa manusia akan dihakimi menurut perbuatannya. Dalam hal ini
jelas bahwa perbuatan baik seseorang itu penting, sebab menjadi ukuran
penghakiman (Why. 20:12; Mat. 25:34-43). Penghakiman berdasarkan perbuatan ini juga berlaku bagi orang yang hidup pada
jaman anugerah, yaitu atas mereka yang tidak atau belum mendengar Injil. Juga
bagi mereka yang tidak mendengar Injil secara benar. Sebab mendengar Injil yang
salah sama dengan tidak mendengar Injil. Tuhan menghakimi berdasarkan perbuatan.
Penghakiman ini adalah penghakiman untuk menentukan seberapa mereka pantas
untuk masuk dunia yang akan datang. Kata penghakiman untuk ini lebih sering
digunakan kata krisis (κρίσις). Apakah mereka yang dihakimi menurut perbuatan
bisa masuk Sorga? Menjawab pertanyaan ini seharusnya memahami dulu apa Sorga
itu. Secara cepat bisa dijawab, bisa saja mereka masuk dunia yang akan datang
(kalau tidak boleh disebut Sorga), tetapi mereka bukan sebagai anggota Kerajaan
yang memerintah bersama dengan Kristus, tetapi hanya menjadi anggota masyarakat
saja. Dalam hal ini harus bisa dibedakan antara dimuliakan bersama dengan
Kristus dengan hanya masuk dunia yang akan datang.
Apa yang kita
lakukan selama kita hidup
akan
dijadikan ukuran untuk hari penghakiman.