Artikel dari Warta Rehobot
Karena melalui segala peristiwa Tuhan berbicara kepada kita,
yaitu memberi nasihat dan pendidikan-Nya, maka kita harus sungguh-sungguh
menghayati bahwa hidup ini adalah sekolah. Kita harus fokus terhadap setiap
pelajaran yang Tuhan berikan melalui segala peristiwa yang kita dengar, lihat
dan alami. Oleh sebab itu perhatian kita tidak boleh tertuju kepada yang lain.
Kalau perhatian seseorang tercuri oleh hal lain, maka pelajaran berharga yang
diberikan Tuhan setiap hari kepada masing-masing individu menjadi sia-sia.
Banyak pelajaran mahal yang Tuhan berikan dan terlewatkan begitu saja. Dengan
demikian anugerah Tuhan yang sangat berharga tidak dihargai. Sejatinya banyak
orang Kristen bersikap demikian. Hal ini bisa terjadi ketika seseorang tidak
memiliki kerinduan untuk bertumbuh dalam Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang
tidak haus dan lapar terhadap kebenaran. Jika seseorang memperhatikan dengan
serius setiap peristiwa kehidupan yang didengar, dilihat dan dialami, maka
nyatalah kemajuan kedewasaan rohaninya. Anak-anak Tuhan harus memiliki “seni”
atau kecerdasan dan ketelitian menganalisa setiap peristiwa yang terjadi dalam
hidupnya. Dengan teliti seperti kegiatan seorang peneliti terhadap suatu obyek.
Dengan keseriusan yang tinggi seseorang akan mendapat pencerahan dari Tuhan
untuk menemukan banyak pelajaran rohani yang memberi hikmat, mengubah pola
berpikir dan mendewasakan rohani menuju kesempurnaan. Melalui segala peristiwa
tersebut sesungguhnya Tuhan memberikan “rhema-Nya” (suara dari hati Tuhan) yang
berkenaan secara langsung dengan kebutuhan pada waktunya. Rhema (Firman Tuhan)
ini sukar diperoleh tanpa melalui pengalaman hidup konkrit dalam kehidupan.
Dalam hal ini sering orang percaya yang sungguh-sungguh haus dan lapar akan
kebenaran memperoleh pengalaman “blessing in disguise”, artinya kadang melalui
pengalaman yang menyakitkan Tuhan memberikan “rhema-Nya”. Jadi rhema yang
diterima orang percaya tidak selalu melalui pengalaman yang menyenangkan,
justru lebih banyak melalui pengalaman yang tidak nyaman. Orang percaya yang
dewasa dan mengerti kebenaran ini tidak akan bersungut-sungut ketika harus
melewati lembah kesulitan. Jika mengerti betapa nilai “rhema” yang diberikan
Tuhan mestinya kita berani membayar berapa pun harga yang harus dibayar. Lagi
pula hal ini tidak diberikan kepada semua orang, tetapi hanya kepada mereka
yang mengasihi Tuhan (Rm. 8:28). Dalam hal ini kita menemukan hubungan antara
mengasihi Tuhan, mengalami segala perkara dimana Allah turut bekerja dan rhema
yang Tuhan berikan kepada mereka yang mengasihi Tuhan. Dengan demikian jelas
sekali bahwa hanya orang yang mengasihi Tuhan yang memperoleh rhema.
-Solagracia-
Anak-anak Tuhan harus memiliki “seni” atau
kecerdasan dan ketelitian menganalisa setiap peristiwa yang terjadi dalam
hidupnya.