Wednesday, April 18, 2012

Kesetiaan Sampai Akhir


Oleh: Pdt.Dr.Erastus Sabdono
From Truth Daily

Baca: 1 Korintus 9:18
Alkitab dalam setahun: Imamat 26-27

Kalau kita mengambil bagian dalam pelayanan pekerjaan Tuhan tidak boleh menjadi sarana untuk mendapatkan penghasilan nafkah atau finansial atau apapun. Tuhan memanggil seseorang untuk melayani Dia tidak dimulai dengan suatu harapan agar dalam pelayanan tersebut seseorang dapat memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini memang paradoks sebab manusia berperilaku agar mendapat keuntungan maksimum (rasionalitas). Dikatakan paradoks sebab pola kehidupan anak-anak Tuhan yang menyelenggarakan pelayanan tidak sama dengan pola kehidupan sekuler yang sering sarat dengan sikap manipulatif dan opportunis. Pelayanan pekerjaan Tuhan adalah pengabdian bukan sebagai suatu praktek komersial untuk sebuah keuntungan materi bagi kepentingan pribadi atau keuntungan yang lain di dunia, tetapi pengabdian yang ditujukan untuk kepentingan Tuhan.
Memang Alkitab mengemukakan adanya janji Tuhan untuk mencukupi hidup seorang yang melayani Tuhan. Hidup dalam kecukupan memang merupakan berkat Tuhan yang menyertai pelayanan seseorang di ladang Tuhan, tetapi janji itu bukan merupakan tujuan, sehingga dijadikan motivasi dalam bekerja di ladang Tuhan. Hendaknya kita tidak mengharapkan berkat jasmani karena kita melayani pekerjaan Tuhan. Ingat! Tuhan tahu membela orang yang membela pekerjaan-Nya. Pengalaman Elia di tepi sungai Kerit membuktikan pemeliharaan Tuhan atas hamba-hamba-Nya. Ditengah masa kekeringan Elia diberi makan oleh burung-burung gagak (1Raj. 17:5-6). Tatkala pasukan raja Ahab mengejarnya, ia melarikan diri ke padang gurun Barsyeba dan Tuhan memeliharanya. Ketika ia lapar diberi makan oleh malaikat (1Raj. 19:1-8). Berkenaan dengan janji Allah kepada para Imam tentang kebutuhan mereka dicatat dalam kitab Imamat 10:12-20 dan Maleakhi 3:10, semua ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak akan melupakan orang yang bekerja bagi Tuhan. Realitas ini dapat membangun motivasi yang benar dalam diri seorang pemimpin rohani yang melayani pekerjaan-Nya, melayani harus dengan motivasi hati yang bersih. Tetapi perlu diperhatikan di sini bahwa tidak semua hamba-hamba Tuhan yang dipelihara Tuhan berarti pasti lolos dari bahaya di dunia ini, khususnya untuk pelayan-pelayan-Nya di Perjanjian Baru. Buktinya Stefanus dilempari batu sampai mati, Yakobus dipancung lehernya dan lain sebagainya. Dalam peristiwa salib tidak ditemukan kepastian berkat jasmani yang disediakan oleh Tuhan Yesus. Ia menjanjikan kemuliaan di balik penderitaan, kehidupan dibalik kematian.
Ingat! Tuhan tahu membela orang yang membela pekerjaan-Nya.

Wednesday, April 4, 2012

Thesaurizo


Oleh : Pdt Dr.Erastus Sabdono
From : Truth Daily

Baca: Matius 6:33
Alkitab dalam setahun: Lukas 19-20

Hampir semua orang merasa bahwa waktu yang dimiliki adalah miliknya sendiri, sehingga ia dapat menggunakan sesuka hatinya sendiri. Mereka tidak per­nah berpikir bahwa ia ada di bumi dan hidup dengan segala keberadaannya karena ada yang menciptakan. Di antara sebagian besar orang Kristen banyak yang tidak menyadari bahwa mereka telah ditebus oleh Tuhan Yesus. Seharusnya setiap orang percaya yang memberi diri ditebus melalui darah Tuhan Yesus Kristus mengakui dan menyadari bahwa segenap hidupnya adalah milik Tuhan, juga waktu yang ada padanya. Jika menerima demikian, maka ia harus mempersoalkan dengan Tuhan apa yang Dia kehendaki untuk dilakukan dalam mengisi hari hidupnya.
Waktu kita seperti lembar-lembar uang yang dipercayakan kepada setiap orang untuk dibelanjakan secara bijaksana untuk mengisi perbendaharaan hidupnya. Kita harus bijaksana dalam ‘membelanjakan’ setiap lembar hari yang diberikan Tuhan. Jangan habiskan pada yang tidak memiliki nilai abadi. Dalam Lukas 12:16-21, Tuhan mengetengahkan seorang yang menghabiskan lembar hari hidupnya untuk sesuatu yang akhirnya ia harus tinggalkan, betapa malang dan tra­gisnya orang seperti ini. Itulah sebabnya Tuhan menghendaki agar kita mendahulu­kan Kerajaan Allah, yaitu bagaimana menjadi anggota Kerajaan yang baik, anggota Kerajaan Allah adalah mereka yang belajar terus mengenakan kodrat ilahi dalam hidupnya (Mat. 6:33). Sebenarnya hidup di dunia ini hanya untuk hal tersebut. Un­tuk hal ini Tuhan Yesus memerintahkan agar kita hanya mengumpulkan harta di sorga bukan di bumi. Kata ‘mengumpulkan’ dalam teks aslinya adalah thesaurizete (θησαυρίζετε) dari akar kata thesaurizo (θησαυρίζω) yang artinya bisa menyiapkan atau menyimpan.
Menjadi anggota Kerajaan yang ditandai dengan mengenakan kodrat ilahi adalah harta abadi yang tidak akan pernah hilang sampai selamanya. Untuk bisa mengena­kan kodrat ilahi seseorang harus mengenal kebenaran, dan untuk mengerti kebena­ran seseorang harus menyediakan seluruh waktu hidupnya untuk itu. Maksud se­luruh waktu hidup di sini adalah, bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus terfokus kepada bagaimana kita dapat belajar Firman kebenaran dan memaha­minya. Hal ini sangat berbeda dengan cara hidup manusia pada umumnya, banyak orang hidup dalam seluruh kegiatannya hanya untuk harta dunia dan kehormatan, sehingga mereka tidak menyimpan apa-apa bagi kehidupan yang akan datang.
Simpanlah harta yang bernilai bagi hidup kekal kita,
bukan harta yang hanya bernilai bagi hidup kita di bumi ini.