Ibadah Adalah Pelayanan
Oleh : Pdt.Dr.Erastus Sabdono
Kerajaan manusia di gereja harus diganti menjadi Kerajaan Tuhan; artinya pemerintahan Tuhan harus terselenggara dalam kehidupan orang percaya dalam seluruh kegiatannya, bukan hanya dalam lingkungan gereja. Pelayanan yang benar adalah pelayanan tanpa batas, artinya usaha yang dilakukan demi kepentingan atau keuntungan Tuhan, sehingga memuaskan dan menyenangkan hati-Nya (Gal. 1:10). Ini pelayanan yang tidak dibatasi oleh ruangan, berarti bukan hanya di lingkungan gereja dan lembaga-lembaga Kristen. Tempat pelayanannya adalah seluruh wilayah di mana mereka dapat menyelenggarakan hidup bagi kepentingan sesama.
Dalam hal ini, kita harus belajar apa yang dimaksud dengan ibadah. Ibadah atau yang juga sering disebut sebagai kebaktian bukan hanya terselenggara di gereja, tetapi di mana pun orang percaya berada harus beribadah atau berbakti kepada Tuhan. Rm. 12:1 mengatakan, “… Supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Artinya, ketika seseorang menggunakan seluruh potensi dalam kehidupannya untuk kepentingan Tuhan, itu sebuah ibadah. Untuk Tuhan berarti bukan hanya ditujukan bagi kegiatan gereja, tetapi ditujukan untuk kepentingan sesama manusia. Kata “ibadah” dalam ayat ini adalah λατρεία (latria) yang lebih tepat diterjemahkan “service” atau “pelayanan”. Jadi kalau selama ini banyak orang berpikir bahwa pelayanan adalah kegiatan gereja semata-mata, itu suatu pembodohan.
Dalam Mat. 25:31–46, Tuhan Yesus menunjukkan bahwa segala perbuatan baik yang telah kita lakukan bagi orang yang membutuhkan pertolongan, yang membuat mereka mengenal Juruselamat dan dipersiapkan masuk kerajaan Surga, adalah perbuatan baik Tuhan sendiri. Ini berarti bahwa justru pelayanan yang benar dan nyata adalah perjalanan hidup kita setiap hari di tempat kita menyelenggarakan hidup, baik di rumah, toko, kantor, pergaulan, sekolah, kampus, dan sebagainya. Di tempat aktivitas kita setiap harilah pelayanan yang sesungguhnya. Pelayanan ini pasti jauh lebih berdampak. Harus diingat bahwa garam bukan hanya di toko. Garam dibutuhkan di dapur, bukan di ruang tamu. Bila ditempatkan di ruangan yang salah, garam tidak akan efektif sesuai fungsinya. Garam di ruang tamu tidak berdampak. Garam justru berdaya guna di dapur atau di tempat di mana ia dibutuhkan. Gereja tidak terlalu membutuhkan orang Kristen berkiprah, tetapi justru di tengah-tengah masyarakatlah kiprah kita diperlukan. Gereja adalah gudang garamnya.
Pelayanan yang benar adalah pelayanan tanpa batas, artinya usaha yang dilakukan demi kepentingan atau keuntungan Tuhan, sehingga memuaskan dan menyenangkan hati-Nya.