Berusaha Menjadi Sempurna
Oleh : Pdt.Dr. Erastus Sabdono
Mengapa begitu rendahnya hasrat atau minat seseorang untuk berusaha menjadi warga Kerajaan Surga yang baik? Sebab hasrat atau minat mereka telah diarahkan dalam pertualangan panjang mengingini perkara-perkara di bumi, bukan perkara-perkara yang diatas (Kol 3:1-3). Kalau kita masih tidak dapat mengikuti Tuhan Yesus dengan benar, mari kita periksa diri kita dengan jujur, masihkah kita dibelenggu oleh hasrat atau minat kepada hal-hal duniawi?
Memang selama hidup di dunia ini kita mempunyai kebutuhan hidup jasmani itu. Namun segala usaha kita untuk memenuhi kebutuhan hidup jasmani itu tidak boleh mengurangi usaha untuk mencapai kesempurnaan di dalam Tuhan. Jika sesorang menganggap bahwa mengusahakan kebutuhan jasmani lebih penting daripada mencapai kesempurnaan, berarti ia mempertuhankan perut dan berkategori duniawi (Fil 3:19). Pernyataan ini terkesan berlebihan dan menekan, tetapi inilah kenyataannya, bahwa Tuhan memang menghendaki orang percaya sempurna dalam seluruh kegiatan hidupnya. Untuk ini seseorang harus menanggalkan beban dan dosa (Ibr 12:1). Beban artinya keterikatan dengan dunia ini, atau percintaan dunia. Dosa yang dimaksud disini adalah keterikatan seseorang dengan keinginan daging atau hasrat dosa dalam dagingnya.
Alkitab mengatakan bahwa usaha menuju kesempurnaan ini sebagai perlombaan yang diwajibkan bagi kita. Dan perlombaan ini menuntut iman yang sempurna seperti Yesus, yang ditandai dengan ketaatan-Nya kepada Bapa di Surga ( Ibr.12:2), karena itu sering disebut “perlombaan iman”. Kalau perlombaan ini wajib, mengapa hari ini banyak orang Kristen lebih memprioritaskan pemenuhan kebutuhan jasmaninya daripada mengejar kesempurnaan? Berusaha menjadi sempurna tidak mengurangi waktu kerja, tidak berarti harus menjadi aktivis gereja, bahkan tidak harus menjadi pendeta. Berusaha menjadi sempurna berarti selalu dalam sikap berjaga-jaga, terus belajar melakukan segala sesuatu tepat seperti yang Bapa kehendaki.
Belajar memenuhi apa yang dikatakan Firman Tuhan, yaitu “jika kita makan atau minum atau melakukan sesuatu yang lain, kita harus melakukan semuanya itu untuk kemuliaan Tuhan. (1 kor.10:31). Berarti, justru pergumulan dalam latihan melakukan kehendak Tuhan dengan benar adalah pada waktu kita ada di kantor, toko, tempat kerja yang lain, sekolah, pergaulan, di tengah-tengah keluarga, dll. Kesempurnaan bukan hanya ditemukan pada waktu kita melakukan kegiatan di lingkungan gereja. Justru proses pembelajarannya lebih efektif saat kita di luar lingkungan kegiatan gereja, disitulah kita harus menunjukkan bahwa Kristus ada didalam diri kita dan kita tidak hanyut dalam gelombang dunia yang bergulir lebih cepat menuju kegelapan abadi, tetapi sebaliknya kita memiliki langkah maju dalam kedewasaan rohani dan sepenanggungan dengan Tuhan.
Bagi orang yang terlatih mengikuti perlombaan iman ini, maka irama hidupnya pasti selalu ingin mengutamakan Tuhan. Baginya ini adalah kebutuhan, bukan kewajiban. Ini sebagai menu kehidupan yang mutlak harus terselenggara.
Segala usaha kita untuk memenuhi kebutuhan hidup jasmani itu tidak boleh mengurangi usaha untuk mencapai kesempurnaan di dalam Tuhan.