Oleh : Pdt.Dr. Erastus
Sabdono
From : Truth Daily
Filipi 3:17-21
Alkitab dalam setahun: Yohanes 11–12
Alkitab dalam setahun: Yohanes 11–12
Banyak orang Kristen sudah merasa
memiliki standar hidup yang baik sebagai orang Kristen, pada hal mereka belum
memiliki standar hidup sebagai anak-anak Allah. Standar hidup mereka belum
berubah sama sekali, walaupun status mereka di mata manusia mereka adalah orang
Kristen, anak-anak Allah. Kondisi yang sangat membahayakan adalah ketika
seseorang tidak mengenali dirinya dengan benar. Inilah yang sebenarnya
diupayakan oleh kuasa kegelapan. Mereka tidak mengenali standar kehidupan yang
harus dikenakan sebagai anak-anak Allah.
Betapa sukarnya menyadarkan mereka dari kebodohan itu. Banyak orang hidup hanya untuk hidup. Hidup mereka adalah makan dan minum agar mengalami pertumbuhan fisik. Hidup bagi mereka adalah persiapan untuk memiliki bekal menghadapi hari tua. Hidup adalah karir sebagai pijakan untuk menemukan nafkah, guna membangun rumah tangga. Hidup adalah memiliki pasangan hidup dan menikah. Hidup adalah memiliki keturunan. Hidup adalah menemukan menantu. Hidup adalah mendapatkan cucu untuk meneruskan generasi. Hidup adalah memiliki rumah, mobil dan berbagai fasilitas yang bisa mengangkat harkat dan prestise. Jika kita hidup hanya untuk hidup, tujuan kita salah. Tujuan kita bukanlah hidup (di dunia). Hidup adalah sarana. Hidup adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk memperoleh hidup yang sesungguhnya (Kerajaan Surga). Hidup yang kita miliki sekarang ini sebenarnya bukanlah hidup yang Tuhan kehendaki untuk kita nikmati.
Betapa tragisnya kalau suatu waktu nanti apa yang dipahami sebagai hidup ternyata berujung pada kematian. Semua yang dianggap sebagai kehidupan akan terkubur dan dilupakan selamanya. Setelah kehidupan hari ini, mereka berpulang ke kekekalan tanpa bekal apapun. Hal tersebut selama ini telah dilupakan dan hampir tidak pernah ada yang mengingatkannya. Siapa bertanggung jawab untuk mem-beri tahu atau mengingatkan manusia terhadap hal ini? Seharusnya gereja Tuhan. Tetapi banyak gereja hari ini yang hanya menjadi tempat dimana jemaat mencari solusi bagaimana melestarikan model hidup yang mereka warisi dari nenek moyang, sementara gereja-gereja itu dipimpin oleh orang-orang yang tidak memahami bagaimana model hidup yang Allah kehendaki. Sehingga tanpa mereka sadari mereka melayani hanya untuk melestarikan model hidup yang mereka juga warisi dari nenek moyang. Mereka mencari nafkah dengan memperdaya orang-orang tulus yang seharusnya diajar untuk mengenal kebenaran yang tertulis dalam Injil.
Betapa sukarnya menyadarkan mereka dari kebodohan itu. Banyak orang hidup hanya untuk hidup. Hidup mereka adalah makan dan minum agar mengalami pertumbuhan fisik. Hidup bagi mereka adalah persiapan untuk memiliki bekal menghadapi hari tua. Hidup adalah karir sebagai pijakan untuk menemukan nafkah, guna membangun rumah tangga. Hidup adalah memiliki pasangan hidup dan menikah. Hidup adalah memiliki keturunan. Hidup adalah menemukan menantu. Hidup adalah mendapatkan cucu untuk meneruskan generasi. Hidup adalah memiliki rumah, mobil dan berbagai fasilitas yang bisa mengangkat harkat dan prestise. Jika kita hidup hanya untuk hidup, tujuan kita salah. Tujuan kita bukanlah hidup (di dunia). Hidup adalah sarana. Hidup adalah kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk memperoleh hidup yang sesungguhnya (Kerajaan Surga). Hidup yang kita miliki sekarang ini sebenarnya bukanlah hidup yang Tuhan kehendaki untuk kita nikmati.
Betapa tragisnya kalau suatu waktu nanti apa yang dipahami sebagai hidup ternyata berujung pada kematian. Semua yang dianggap sebagai kehidupan akan terkubur dan dilupakan selamanya. Setelah kehidupan hari ini, mereka berpulang ke kekekalan tanpa bekal apapun. Hal tersebut selama ini telah dilupakan dan hampir tidak pernah ada yang mengingatkannya. Siapa bertanggung jawab untuk mem-beri tahu atau mengingatkan manusia terhadap hal ini? Seharusnya gereja Tuhan. Tetapi banyak gereja hari ini yang hanya menjadi tempat dimana jemaat mencari solusi bagaimana melestarikan model hidup yang mereka warisi dari nenek moyang, sementara gereja-gereja itu dipimpin oleh orang-orang yang tidak memahami bagaimana model hidup yang Allah kehendaki. Sehingga tanpa mereka sadari mereka melayani hanya untuk melestarikan model hidup yang mereka juga warisi dari nenek moyang. Mereka mencari nafkah dengan memperdaya orang-orang tulus yang seharusnya diajar untuk mengenal kebenaran yang tertulis dalam Injil.
Berhati hatilah dengan banyak ajaran yang salah,
yang mengajarkan standar hidup yang salah.
yang mengajarkan standar hidup yang salah.