Pdt.Dr.Erastus Sabdono
(Diambil dari Surat Gembala)
Saudara-Ku, kamu melihat dan mendengar pada hari-hari belakangan ini semakin sering adanya pelaku bom bunuh diri yang mengorbankan diri demi kebenaran yang diyakininya. Mereka sangat serius menunjukkan apa yang mereka percayai sebagai membawa berkah bagi diri mereka dan demi kebesaran atau keagungan sosok allah yang mereka percayai. Mereka meninggalkan keluarga, mempertaruhkan uang dan segala kesenangan hidup, bahkan mengorbankan nyawa. Mereka tidak takut terhadap penderitaan fisik, bahkan kematian. Di antara mereka juga sangat memercayai bahwa kematian mereka sangat indah dan mulia untuk menyongsong pahala di dunia lain yang lebih baik.
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu sungguh-sungguh yakin bahwa yang kamu percayai benar-benar Allah dan Tuhan yang benar? Apakah kamu percaya perkataan-Ku bahwa ada dunia lain yang lebih baik tersedia bagi kamu yang setia seperti Aku, setia kepada Bapa sampai akhir? Yakinkah kamu bahwa Aku pergi untuk menyediakan tempat bagi kamu, dan kalau Aku sudah menyediakan tempat itu, Aku akan kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya dimana Aku ada kamu juga berada? Percayakah kamu?
Keyakinan tidaklah cukup diucapkan atau dipikirkan saja, keyakinan adalah tindakan. Hambaku Yakobus menasihati kamu oleh ilham Roh Kudus bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong. Abraham dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya ketika ia mempersembahkan Ishak, anaknya, di atas mezbah. Bahwa iman bekerja sama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. Bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong.
Saudaraku, Aku sedih menyaksikan orang-orang Kristen yang rajin ke gereja, mengikuti kebaktian dengan khusuk, memuji dan memuliakan nama-Ku dan menyembah Bapa dengan bibirnya, tetapi perbuatan mereka tidak menunjukkan sebagai orang beriman. Mereka berpikir sudah menyenangkan Bapa dan Aku, padahal mereka hanya bersandiwara di dalam gereja. Hanya sangat sedikit orang Kristen yang serius berurusan dengan Aku setiap hari. Sangat sedikit mereka yang selalu mempersoalkan apakah mereka sudah melakukan kehendak Bapa-Ku. Aku memperhatikan mereka, tetapi jumlah mereka sangat sedikit.
Sebagian orang Kristen hidup hanya untuk mencari kesenangan sendiri. Mereka ke gereja memanggil nama-Ku hanya untuk urusan mereka sendiri. Mereka tidak memikirkan urusan-Ku, padahal Aku menebus mereka agar mereka bisa menjadi milik-Ku. Aku mau membentuk mereka menjadi seperti diri-Ku sendiri dan Kuajak berjuang untuk kepentingan Kerajaan Bapa yang diberikan Bapa kepada kita. Tetapi bagaimana Aku mengajak mereka berjuang bersama-Ku untuk kepentingan Kerajaan Bapa kalau perhatian mereka masih tertuju kepada kesenangan mereka sendiri?
Saudara-Ku, mengapa kamu berjuang hanya untuk kepentingan sementara di bumi yang sudah akan segera Kuhancurkan menjadi lautan api? Banyak pengorbananmu yang kau lakukan hanya untuk kesenangan sesaat di bumi ini, tanpa melihat kehidupan ke depan yang Aku janjikan kita miliki bersama. Seperti Aku memikul salib, dan pantas menerima mahkota-Ku dari Bapa, kamupun mestinya mengerti tidak ada mahkota tanpa salib. Mereka yang tidak mengerti Aku sebagai jalan keselamatan bisa berjuang begitu berani demi apa yang mereka yakini sebagai kebenaran dan sosok allah yang mereka percayai yang dapat memberikan kekekalan yang mulia dan indah. Tetapi mengapa kamu hanya bisa meminta pertolongan, mengharapkan kuasa dan mukjizat-Ku hanya untuk kesenanganmu sendiri di bumi ini?
Saudara-Ku, tidak henti-hentinya Aku mengingatkan kamu bahwa dunia ini, bumi di mana kamu hidup hari ini bukanlah rumahmu. Rumah kita di dunia yang akan datang, yaitu Rumah Bapa. Selagi masih Kuberi kesempatan, berjuanglah untuk bertumbuh menjadi dewasa seperti diri-Ku, agar kamu dapat mengikuti jejak-Ku berjuang untuk kepentingan Bapa di surga. Seperti yang Kujanjikan kepada murid-murid-Ku terdahulu, Kujanjikan juga kepadamu: “Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami. Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku.”
No comments:
Post a Comment