Cinta kepada Tuhan yang tidak dewasa, belum bisa dinikmati
dan memuaskan hati Tuhan, sebab kualitas cinta yang demikian masih sangat
rendah. Cinta kepada Tuhan yang tidak dewasa sering dipenuhi dengan intrik-intrik
memanfaatkan Tuhan. Cinta seperti ini tidak memerlukan perjuangan, bisa
ditumbuhkan dalam sekejap. Tetapi kalau mengasihi dan mencintai Tuhan dengan
segenap hidup, seseorang harus didewasakan rohaninya, dan seiring dengan proses
pendewasaan rohaninya berlanjut terus proses mengasihi Tuhan (Mat. 22:37-40).
Cinta yang berkualitas yang diinginkan Tuhan, tidak bisa dibangun dalam sehari
atau setahun. Ternyata cinta yang dewasa
kepada Tuhan harus diperjuangkan.
Cinta yang tidak dewasa kepada Tuhan dalam hidup seseorang
yang belum lama menjadi orang Kristen, diterima dan dimaklumi oleh Tuhan. Sama
seperti orang tua yang mendengar anaknya yang masih kecil berkata, “aku sayang
mama”. Orang tua menerima cinta anak itu dan bisa menikmatinya. Berbeda dengan
keadaan ketika anak itu sudah dewasa. Ia tidak pernah berkata lagi kepada
mamanya, ’I love you, mom’. Tetapi tindakannya akan menunjukkan bahwa ia
mencintai mamanya. Mamanya bisa menikmati dan merasakan cinta anak tersebut
tanpa perkataannya. Mamanya dapat menikmati cinta anak itu lebih dari menikmati
pemberiannya. Apalagi orang tua yang sudah tidak bisa makan enak atau naik
mobil mewah, ia tidak dapat menikmati barang pemberian anaknya, tetapi gelora
cinta anaknya yang tulus, dirasakannya sebagai sebuah cinta yang berkualitas.
Sama dengan jika
seorang pria mencintai seorang wanita secara utuh, sebenarnya juga membutuhkan
proses yang tidak singkat. Ada orang yang merasa telah mencintai pasangannya,
tetapi sebenarnya cintanya belum dewasa. Cintanya hanya didorong oleh libido
semata atau faktor lainnya, misalnya karena harta orang tua si wanita. Kalau
libidonya surut entah karena usia atau berbagai faktor lainnya, maka belum
tentu cintanya masih utuh. Kalau harta warisan yang diberikan oleh orang tua
wanita habis, ia akan mudah meninggalkannya. Kalau pasangannya berbuat suatu
kesalahan belum tentu juga ia masih mencintai. Itulah sebabnya dalam fakta
kehidupan ini, kita menjumpai banyak pasangan yang mudah bercerai walau belum
lama menikah, atau sudah lama menikah tetapi cintanya tidak bertumbuh dewasa,
akhirnya cerai. Kalau tidak bercerai, mereka masih hidup bersama hanya karena
faktor malu bila cerai atau faktor anak-anak. Relasi seperti ini adalah relasi
yang tidak ideal. Sebuah relasi yang akan melukai salah satu pasangannya
Jangan kita mengaku mencintai Tuhan,
jika ada kebohongan di balik ungkapan tersebut .
No comments:
Post a Comment