Oleh : Pdt. Dr. Erastus Sabdono
From: Truth Daily Enlightenment
Februari 2011
Baca: 2 Korintus 4:3–4
Alkitab dalam setahun: Matius 27–28
Dunia hari ini dikuasai oleh semangat hidup affluenza. Istilah ini merupakan gabungan dari kata affluence (kekayaan) dan influenza (penyakit flu). Maksudnya, keadaan di mana orang memiliki keinginan tanpa batas ke mana saja—uang, harta benda, penampilan, ketenaran—kapan saja dan di mana saja, yang semakin diumbar semakin liar tak terkendali.
Itulah dunia tanpa Yesus Sang Juruselamat. Maksudnya bukan berarti tidak ada Juruselamat, melainkan karena mereka menolak penyelamatan-Nya. Semangat hidup affluenza ini mendorong manusia untuk mencari ilah zaman ini—segala sesuatu yang dicari orang tetapi menyingkirkan Allah—dan membutakan mata hati manusia, sehingga tidak melihat cahaya Injil kemuliaan Kristus.
Saat mata hati seseorang sudah buta terhadap Injil, maka tidak akan ada keselamatan atasnya, sebab Injil adalah kuasa Allah yang menyelematkan (Rm. 1:16). Tidak mungkin seseorang dapat memiliki Tuhan Yesus tanpa Injil; tetapi kalau seseorang memiliki Injil, otomatis ia memiliki Tuhan Yesus. Dalam hal ini yang penting bukan hanya pengakuan dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi juga dengan pengertian akan Injil yang membuat seseorang mengerti kehendak Tuhan.
Dunia tanpa Yesus tidak mengherankan kita, karena Alkitab juga menyatakan banyak penduduk dunia memang sudah menolak-Nya (Yoh. 1:12-13). Tetapi mungkin kita heran, kalau di dunia ini ternyata ada orang Kristen tanpa Yesus, gereja tanpa Yesus, persekutuan tanpa Yesus, lembaga Kristen tanpa Yesus, bahkan sekolah Alkitab tanpa Yesus. Bagaimana ini bisa terjadi?
Seseorang yang mempunyai Yesus akan melakukan hal-hal yang membuat-Nya berkenan padanya. Ia tidak mungkin bersekutu dengan orang yang memberontak kepada Bapa. Dua ribu tahun yang lalu Tuhan Yesus disalibkan oleh orangorang Yahudi yang memang merindukan Mesias tetapi dibutakan oleh ilah zaman itu sehingga tidak mengenal hikmat Allah (1Kor 2:6-8). Sekarang Tuhan Yesus disalibkan kembali oleh orang-orang Kristen yang dibutakan oleh ilah zaman ini sehingga tidak mengenal hikmat Allah yang murni. Mereka menyelenggarakan kebaktian dan berbagai kegiatan gereja, tetapi sesungguhnya tidak mengerti apa yang dikehendaki Tuhan. Tuhan menginginkan Injil keselamatan yang menyelesaikan masalah dosa diberitakan, tetapi mereka mengajarkan Injil kemakmuran yang dengan semangat affluenza berusaha memanipulasi Tuhan. Itu sama dengan menolak jalan keselamatan yang ditawarkan Tuhan. Waspadalah agar tidak dibutakan.
Tidak mungkin seseorang dapat memiliki Tuhan Yesus tanpa Injil.
No comments:
Post a Comment