Oleh : Pdt.Dr.Erastus Sabdono
Kalau ada orang Kristen yang tidak mengerti Injil, itu berarti ia tidak memiliki keselamatan.
Apa maksud kedatangan Tuhan Yesus ke dalam dunia ini ? Jawaban yang
umum diberikan dengan cepat oleh seorang Kristen adalah bahwa
kedatangan-Nya adalah untuk menyelamatkan umat manusia. Itu benar,
tetapi kalau ditanyakan bagaimana mekanisme proses penyelamatan
tersebut, tidak banyak orang yang mengerti.
Jika kita mau memahami apa sebenarnya maksud inti kedatangan-Nya ke
dalam dunia, kita akan tertumbuk dua hal yang sangat penting. Pertama,
Ia datang untuk membuka pikiran manusia agar mengenal hikmat dari Allah.
Hikmat itu seperti buku petunjuk untuk menyelenggarakan hidup sebagai
manusia yang diperkenan oleh Allah. Untuk itu Tuhan Yesus mengajar dan
memberi teladan nyata bagaimana seharusnya seseorang hidup dalam
kebenaran dan kesucian Allah. Itulah sebabnya Ia tidak sekadar turun ke
bumi untuk disalib, tetapi juga mengajar selama sekitar tiga setengah
tahun. Yang diajarkan Yesus dan seluruh kehidupan-Nya itulah yang
disebut Injil, sebab dari pengajaran-Nya yang dipersembahkan bagi
Bapalah kita memperoleh keselamatan ( Roma 1:16 ). Memahami hal ini
membuat kita akan sangat menghargai Injil yang kita miliki dengan
mempelajarinya secara serius. Maka kalau ada orang Kristen yang tidak
mengerti Injil, sesungguhnya itu berarti ia tidak memiliki keselamatan.
Kedua, kedatangan-Nya ke dalam dunia adalah untuk membuktikan bahwa
ada manusia yang bisa taat kepada Bapa di Sorga dalam kebenaran dan
kesucian yang sesunggunya ( Filipi 2:5-10 ). Ketaatan itulah yang
“meluluskan” dirinya sebagai Pokok Keselamatan bagi mereka yang taat (
Ibrani 5:9 ). Bagi mereka yang taat artinya bagi mereka yang meneladani
ketaatan-Nya.
Jadi harus diingat bahwa keselamatan adalah usaha Tuhan mengembalikan
manusia kepada rancangan-Nya. Tuhan Yesus adalah model manusia yang
sesuai dengan kehendak Bapa. Dengan demikian keselamatan itu tidak akan
bisa dialami atau diterima oleh orang yang tidak mau memahamikebenaran
yang Tuhan ajarkan dan tidak mau mengenakan cara hidup Tuhan Yesus.
Keselamatan bukan sekadar mengenakan status sebagai seseorang yang
beragama Kristen.
Percaya kepada Tuhan Yesus bukanlah sekadar mengaku bahwa Ia adalah
Tuhan, tetapi menjalani kebenaran dan cara hidup-Nya. Pernyataan serupa
ini menghiasi sekuruh Injil, tapi sedih sekali, banyak orang Kristen
mengabaikannya. Mari kita kembali kepada Injil yang benar, agar kita
tidak terjerembab ke dalam kebodohan yang membinasakan.
Saturday, July 21, 2012
Wednesday, July 4, 2012
Tragis, ternyata tidak dikenal Bapa
Oleh : Pdt. Dr. Erastus
Sabdono.
Dari : Warta Rehobot Ministry
Menerima keselamatan adalah usaha
untuk melakukan kehendak Bapa.
Untuk mewujudkan keselamatan, yaitu
mengerti apa yang diajarkan Tuhan dan melakukan kebenaran agar serupa dengan
diri-Nya, kita harus mempertaruhkan segenap hidupnya. Keselamatan yang benar
dan murni tidak akan terwujud dalam kehidupan, kalau kita tidak mempertaruhkan
segenap hidup kita.
Di sinilah kita temukan letak
mahalnya harga keselamatan itu. Keselamatan untuk manusia telah diperjuangkan
oleh Tuhan Yesus di kayu salib dengan memberikan segenap diri-Nya. Itu
pengorbanan yang sangat mahal, dan tidak dapat kita lakukan sendiri, karenanya
disebut anugerah. Tetapi anugerah membutuhkan respons dari kita, supaya menjadi
terwujud dalam kehidupan kita.
Respons ini tidak sederhana. Tidak
cukup hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat bahwa Yesus adalah Tuhan, lalu
sah menjadi anak-anak Allah. Pandangan ini merupakan penyesatan dan
mengakibatkan banyak orang yang mengira dirinya selamat, ternyata berakhir di
kebinasaan. keselamatan yang tidak ternilai harganya membutuhkan respons yang
juga sangat mahal, yaitu mempertaruhkan segenap hidup kita.
Tuhan Yesus berkata agar kita yang
mau selamat berusaha untuk memasuki pintu yang sesak. Artinya berjuang
mempertaruhkan segenap hidup kita. Bagi manusia, jelas ini hal yang sangat
berat. Tidak banyak orang yang berani melakukannya. Kalau jujur, kita bisa
melihat bahwa sebagian besar orang Kristen hari ini masih berpikir dirinya bisa
masuk surga tanpa perjuangan, dan memiliki kehidupan kekal tanpa kehilangan
kehidupan di dunia ini. Ingat, tidak ada jalan mudah untuk selamat. Tanpa
kehilangan kehidupan, seseorang tidak akan dapat memperolehnya ( Matius 10:39
). Itulah harga yang tidak bisa dikurangi.
Dengan memahami hal ini kita tidak
heran lagi bahwa ada orang-orang Kristen yang merasa dirinya sudah istimewa di
mata Allah, tetapi tragis sekali sebab mereka ternyata tidak dikenal Bapa,
sebab tidak melakukan kehendak-Nya ( Matius 7:21-23 ). Memberikan segenap hidup
kita artinya bahwa tidak ada yang lebih dicari dalam kehidupan ini selain
melakukan kehendak Bapa. Dengan demikian pada dasarnya menerima keselamatan
adalah usaha untuk melakukan kehendak Bapa.
Sekali lagi ditegaskan bahwa kebenaran ini mendukung prinsip Sola Gratia ( hanya oleh anugerah ). Tanpa keselamatan yang dikerjakan oleh Kristus yang turun ke dunia, tidak ada seorang pun bisa melakukan kehendak Allah. Inilah anugerah itu. Tetapi kita harus meresponi anugerah itu dengan berjuang agar dapat melakukan kehendak Allah. Itu tidak mustahi bagi mereka yang rela kehilangan kehidupannya.
Subscribe to:
Posts (Atom)