Oleh:
Pdt.Dr.Erastus Sabdono
From Truth Daily
Baca: 1 Korintus
9:18
Alkitab dalam setahun:
Imamat 26-27
Kalau kita mengambil bagian dalam
pelayanan pekerjaan Tuhan tidak boleh menjadi sarana untuk mendapatkan
penghasilan nafkah atau finansial atau apapun. Tuhan memanggil seseorang untuk
melayani Dia tidak dimulai dengan suatu harapan agar dalam pelayanan tersebut
seseorang dapat memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini
memang paradoks sebab manusia berperilaku agar mendapat keuntungan maksimum
(rasionalitas). Dikatakan paradoks sebab pola kehidupan anak-anak Tuhan yang
menyelenggarakan pelayanan tidak sama dengan pola kehidupan sekuler yang sering
sarat dengan sikap manipulatif dan opportunis. Pelayanan pekerjaan Tuhan adalah
pengabdian bukan sebagai suatu praktek komersial untuk sebuah keuntungan materi
bagi kepentingan pribadi atau keuntungan yang lain di dunia, tetapi pengabdian
yang ditujukan untuk kepentingan Tuhan.
Memang Alkitab mengemukakan adanya
janji Tuhan untuk mencukupi hidup seorang yang melayani Tuhan. Hidup dalam
kecukupan memang merupakan berkat Tuhan yang menyertai pelayanan seseorang di
ladang Tuhan, tetapi janji itu bukan merupakan tujuan, sehingga dijadikan
motivasi dalam bekerja di ladang Tuhan. Hendaknya kita tidak mengharapkan
berkat jasmani karena kita melayani pekerjaan Tuhan. Ingat! Tuhan tahu
membela orang yang membela pekerjaan-Nya. Pengalaman Elia di tepi sungai
Kerit membuktikan pemeliharaan Tuhan atas hamba-hamba-Nya. Ditengah masa
kekeringan Elia diberi makan oleh burung-burung gagak (1Raj. 17:5-6). Tatkala
pasukan raja Ahab mengejarnya, ia melarikan diri ke padang gurun Barsyeba dan
Tuhan memeliharanya. Ketika ia lapar diberi makan oleh malaikat (1Raj. 19:1-8).
Berkenaan dengan janji Allah kepada para Imam tentang kebutuhan mereka dicatat
dalam kitab Imamat 10:12-20 dan Maleakhi 3:10, semua ini menunjukkan bahwa
Tuhan tidak akan melupakan orang yang bekerja bagi Tuhan. Realitas ini dapat membangun
motivasi yang benar dalam diri seorang pemimpin rohani yang melayani
pekerjaan-Nya, melayani harus dengan motivasi hati yang bersih. Tetapi perlu
diperhatikan di sini bahwa tidak semua hamba-hamba Tuhan yang dipelihara Tuhan
berarti pasti lolos dari bahaya di dunia ini, khususnya untuk
pelayan-pelayan-Nya di Perjanjian Baru. Buktinya Stefanus dilempari batu sampai
mati, Yakobus dipancung lehernya dan lain sebagainya. Dalam peristiwa salib
tidak ditemukan kepastian berkat jasmani yang disediakan oleh Tuhan Yesus. Ia
menjanjikan kemuliaan di balik penderitaan, kehidupan dibalik kematian.
Ingat! Tuhan tahu
membela orang yang membela pekerjaan-Nya.